Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the heart. Although quite rare, mesothelioma symptoms strike more than 200 people each year in the United States. The majority of mesothelioma cases are directly linked to asbestos exposure.
Because of the long latency period of mesothelioma, the average age of patients is between 50 and 70 years. Mesothelioma affects men most due to the high exposure of asbestos in industrial typed jobs. Mesothelioma symptoms include respiratory problems, shortness of breath, continual cough and pneumonia. Other mesothelioma symptoms include weight loss, abdominal problems and swelling. In some mesothelioma patients, the mesothelioma symptoms are quite muted, making it hard for mesothelioma doctors to diagnose.
Mesothelioma doctors specialize in the study, research, and treatments of Mesothelioma cancers.
Mesothelioma (or the cancer of the mesothelium) is a disease in which cells become abnormal and replicate without control. During Mesothelioma, these cells will invade and damage tissues and organs. Mesothelioma cancer cells can spread throughout the body causing death.
Mesothelioma treatments and Mesothelioma clinical trials and tests
There are many mesothelioma treatment options available. Treatments include surgery, radiation therapy and chemotherapy and the mesothelioma treatment depends on the patient’s age, general health and stage of the cancer. There has been much mesothelioma research conducted throughout the past two years to find new treatment methods. Click here to read more about mesothelioma treatment techniques.
Through mesothelioma research, The National Cancer Institute has sponsored mesothelioma tests and clinical trials that are designed to find new treatment methods. Because of the increase in number of mesothelioma cases in the United States, both governments have increased funding for mesothelioma research. Mesothelioma research and clinical trials have been successful in developing new techniques to fight this cancer and the outlook for more advanced mesothelioma treatments is promising.
Surgery is the most common treatment method for malignant mesothelioma. Tissues and linings affected by mesothelioma are removed by the doctor and may include the lung or even diaphragm.
A second mesothelioma treatment method is radiation therapy through the use of high energy x-rays that kill the cancer cells. Radiation therapy can be outside or inside the body.
A third mesothelioma treatment method is chemotherapy. Through pills or drugs through needles, chemotherapy drugs are used to kill cancer cells.
A new mesothelioma treatment method is called intraoperative photodynamic therapy. In this treatment, light and drugs are used to kill cancer cells during surgery for early stages of mesothelioma in the chest. Although there are numerous treatments and drugs for mesothelioma, doctors are losing the battle against this deadly disease. Most mesothelioma treatments involve old techniques combined with different drug cocktails. However, in most cases, these mesothelioma treatments have many side effects including organ damage, nausea, increase in heart failure etc. The rush to find a more effective mesothelioma treatment or even cure is ongoing at numerous clinical labs across the nation. Let's hope that the mesothelioma treatments will one day erradicate mesothelioma cancer and asbestosis.
With an abundance of information on the Internet, Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com]) has consolidated the most important issues surrounding Mesothelioma, Mesothelioma doctors and symptoms, Mesothelioma treatment, Mesothelioma research and tests.
At [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com], the website contains useful resources on Mesothelioma lawyers and attorneys, as well as causes by asbestos exposure, asbestos removal, asbestos attorneys and lawsuits, and asbestos cancer. Patients stricken by Mesothelioma and their families require support and current information. Mesothelioma Online Resources hopes to educate and give hope to survivors and victims.
Mesothelioma is such a harsh disease. Not only does it take years for symptoms to appear, but there are limited treatements and drugs that will prolong the lives of workers stricken with mesothelioma. In many cases, the death rate of mesothelioma is unfortunately very high. However, with increased funding in mesothelioma research through the government and private grants, the outlook for a mesothelioma cure is quite possible. In the meantime, mesothelioma support groups and local discussions provide the ongoing support for mesothelioma patients.
Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com])is your source for mesothelioma and asbestos information, treatments, clinical trials, attorneys, support groups and lawyers.
About the website: Michael Kenneth is a successful Internet Publisher and has researched and written on many topics for [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com] - your complete source for mesothelioma information, mesothelioma attorneys and lawyers, mesothelioma treatments and research, asbestos exposure and removal, asbestos attorneys and legislation as well as asbestos cancer.
Loading...
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ
“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
Yang namanya musibah tentu rasanya tidak mengenakkan. Makanya banyak
manusia merasa tidak suka bila hidupnya tiba-tiba menjadi menderita
karena musibah. Kehidupan yang selama ini mapan bisa hancur tak bersisa.
Tidak sedikit di antara mereka yang mengalami kesedihan berlarut-larut
hingga menyebabkan stress. Bagaimana kiat menghadapi musibah secara
benar dan bijak?
Dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, manusia senantiasa
dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan
itu bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi
silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia meyakini
keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tahu akan
kelemahan dirinya.
Tidak dipungkiri, musibah dan bencana akan selalu menyisakan kesedihan
dan kepedihan. Betapa tidak, sekian orang yang dicinta kini telah tiada.
Harta benda musnah tak tersisa. Berbagai agenda dan acara pun harus
tertunda. Bahkan segenap pikiran tercurah untuk meratapi diri.
Kondisi yang menyayat ini terkadang menggugah orang yang dalam hatinya
ada sifat rahmat dan belas kasih. Sehingga uluran tangan dan bela
sungkawa pun mengalir dari berbagai arah. Intinya, meringankan
penderitaan orang yang terkena bencana. Nilai kepedulian yang datang
dari orang lain jelas memberi arti. Namun yang terpenting adalah
bagaimana menghibur hati orang yang menderita itu serta menumbuhkan
seribu harapan untuk menatap masa depannya. Hal ini penting, karena
bantuan dari manusia bisa terputus, dan orang yang kemarin membantu
mungkin saja kini justru perlu dibantu.
Ini ketika mereka membantu dengan tulus dan tidak ada tendensi lain.
Maka bagaimana kiranya jika kebanyakan orang yang membantu punya
tujuan-tujuan politis atau bahkan para misionaris yang ingin menancapkan
cakarnya di tubuh orang-orang yang lemah untuk dimurtadkan?
Maka sudah seharusnya kita umat Islam menjadi orang-orang yang terdepan
dalam memberikan bantuan kepada orang-orang yang sedang ditimpa musibah,
baik bantuan moril ataupun materil. Kita paparkan di hadapan umat
tentang keagungan syariat ini serta keindahannya, dan bahwa Islam ini
mampu menjawab problematika zaman. Kita sampaikan hiburan yang datang
dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasul-Nya serta petuah para salaf umat
ini.
Hakikat Musibah
Musibah adalah perkara yang tidak disukai yang menimpa manusia. Berkata
Al-Imam Al-Qurthubi: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang
mukmin dan yang menimpanya.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 2/175)
Macam-macam Musibah
Sungguh musibah beragam bentuknya. Ada yang menimpa jiwa seseorang,
tubuhnya, hartanya, keluarganya, dan yang lainnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ
اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah:
155)
Ath-Thabari berkata: “Ini adalah pemberitaan dari Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada para pengikut Rasul-Nya, bahwa Ia akan menguji mereka
dengan perkara-perkara yang berat, supaya (nyata) diketahui orang yang
mengikuti rasul dan orang yang berpaling.” (Jami’ul Bayan, 2/41)
Pentingnya Istirja’ ketika Musibah
Istirja’ adalah ucapan:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهَ رَاجِعُوْنَ
“Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ. الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ. أُولَئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ
الْمُهْتَدُوْنَ
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan: ‘Inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un.’ Mereka itulah yang mendapat keberkahan
yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 155-157)
Shahabiyah Ummu Salamah menyebutkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي
مُصِيْبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا؛ إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ
خَيْرًا مِنْهَا
“Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah lalu ia mengatakan apa yang
diperintahkan Allah (yaitu): ‘Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, wahai
Allah, berilah aku pahala pada (musibah) yang menimpaku dan berilah
ganti bagiku yang lebih baik darinya’; kecuali Allah memberikan
kepadanya yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim no. 918)
Ummu Salamah berkata: “Tatkala Abu Salamah meninggal, aku mengucapkan
istirja’ dan mengatakan: ‘Ya Allah, berilah saya pahala pada musibah
yang menimpa saya dan berilah ganti bagi saya yang lebih baik darinya.’
Kemudian aku berpikir kiranya siapa orang yang lebih baik bagiku
daripada Abu Salamah? Maka tatkala telah selesai masa ‘iddah-ku,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (datang) meminta izin untuk
masuk (rumahku) di mana waktu itu aku sedang menyamak kulit… Lalu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melamarku.
Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah selesai dari
pembicaraannya, aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, sebenarnya saya mau
dilamar tapi saya seorang wanita yang sangat pencemburu. Saya khawatir,
anda akan melihat dari saya sesuatu yang nantinya Allah akan mengazab
saya karenanya. Saya juga orang yang sudah berumur dan banyak anak.’
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Adapun apa yang engkau
sebutkan tentang sifat cemburu, niscaya Allah akan menghilangkannya. Dan
apa yang engkau sebutkan tentang umur maka aku juga sama (sudah
berumur). Dan yang engkau sebutkan tentang banyaknya anak, maka anakmu
adalah tanggunganku.’
Aku berkata: ‘Aku menyerahkan diriku kepada Rasulullah.’ Lalu beliau menikahiku.
Ummu Salamah berkata setelah itu: “Allah telah menggantikan untukku yang
lebih baik dari Abu Salamah, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.” (HR. Ahmad)
Ini merupakan bukti dari firman Allah:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ
“Dan berilah berita gembira bagi orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Yaitu adakalanya seseorang diberi ganti oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan yang lebih baik. Seperti yang dialami Ummu Salamah ketika
suaminya meninggal. Ketika Ummu Salamah mengikuti Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan apa yang beliau
perintahkan dengan penuh ketaatan, Allah Subhanahu wa Ta’ala ganti
dengan yang lebih baik darinya, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Sesungguhnya kebaikan adalah apa yang dikatakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya sedangkan kesesatan serta kecelakaan
ada pada penyelisihan terhadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Tatkala Ummu Salamah tahu bahwa segala kebaikan yang ada di alam ini
-baik umum atau khusus- datangnya dari sisi Allah, dan bahwa segala
kejelekan yang ada di alam ini yang khusus menimpa hamba dikarenakan
menyelisihi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka ketika Ummu
Salamah mengucapkan kalimat tersebut ia mendapatkan kemuliaan
mendampingi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di dunia dan akhirat.
Terkadang pula dengan kalimat istirja’ tadi seorang hamba mendapatkan
kedudukan yang tinggi dan pahala yang besar.
Kalimat ini (إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ) mengandung
obat/penghibur dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya bagi orang
yang ditimpa musibah. Kalimat ini adalah sesuatu yang paling tepat dalam
menghadapi musibah dan lebih bermanfaat bagi hamba untuk di dunia ini
dan akhirat kelak. Karena di dalamnya terkandung pengakuan yang tulus
bahwa hamba ini, jiwanya, keluarganya, hartanya dan anaknya adalah milik
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah jadikan itu
semua sebagai titipan yang ada pada hamba. Jika Allah mengambilnya maka
itu seperti seseorang yang mengambil barang yang dipinjam oleh peminjam.
Kalimat ini juga mengandung pengukuhan bahwa kembalinya hamba hanya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seseorang pasti akan meninggalkan
dunia ini di belakang punggungnya. Ia akan menghadap Allah Subhanahu wa
Ta’ala pada hari kiamat sendirian, sebagaimana awal mulanya. Tiada
keluarga dan harta yang bersamanya. Ia akan datang nanti dengan membawa
amal kebaikan dan amal kejelekan.
Penghibur Kesedihan
Sebagian orang menyangka bahwa orang yang ditimpa penyakit atau
semisalnya adalah orang yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal
tidak seperti itu kenyataannya. Karena terkadang seorang diuji dengan
penyakit dan musibah padahal ia seorang yang mulia disisi-Nya seperti
para nabi, rasul, dan orang shalih. Sebagaimana yang dialami Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih di Makkah, saat
perang Uhud dan Ahzab serta ketika wafatnya. Musibah juga menimpa Nabi
Ayyub, Nabi Yunus, dan nabi yang lainnya ‘alaihimussalam. Itu semua
untuk mengangkat kedudukan mereka dan dibesarkannya pahala serta sebagai
contoh (kesabaran) bagi orang yang datang setelah mereka.
Terkadang seorang diuji dengan kesenangan -seperti harta yang banyak,
istri, anak-anak, dan lainnya- namun tidak sepantasnya untuk dikatakan
sebagai orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala jika ia tidak
melakukan ketaatan kepada-Nya. Orang yang mendapatkan itu semua bisa
jadi memang orang yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bisa jadi
orang yang dimurkai-Nya.
Keadaannya berbeda-beda, sedangkan kecintaan di sisi Allah Subhanahu wa
Ta’ala bukanlah karena kedudukan, anak, harta dan jabatan. Kecintaan di
sisi-Nya diraih dengan amal shalih, takwa dan kembali kepada Allah serta
melaksanakan hak-hak-Nya. (lihat Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz,
7/150-151)
Seorang mukmin hendaklah yakin bahwa apa yang ditakdirkan Allah
Subhanahu wa Ta’ala niscaya akan menimpanya, tidak meleset sedikit pun.
Sedangkan apa yang tidak ditakdirkan oleh-Nya pasti tidak akan
menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ إِلاَّ
فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللهِ
يَسِيْرٌ. لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا
بِمَا ءَاتَاكُمْ وَاللهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍ
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah
bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(Al-Hadid: 22-23)
Seseorang yang ditimpa musibah hendaklah melihat apa yang ada dalam
Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Niscaya
ia akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan sesuatu
yang lebih besar dari lenyapnya musibah, bagi orang yang sabar dan
ridha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا يَزَالُ الْبَلاَءُ بِالْمُؤْمِنِ وَالْمُؤْمِنَةِ فِي جَسَدِهِ
وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ حَتَّى يَلْقَى اللهَ وَمَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ
“Senantiasa bala` (cobaan) menimpa seorang mukmin dan mukminah pada
tubuhnya, harta dan anaknya, sehingga ia berjumpa dengan Allah dalam
keadaan tidak memiliki dosa.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan lainnya, dan
dinyatakan hasan shahih oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan
At-Tirmidzi, 2/565 no. 2399)
Seorang yang ditimpa musibah hendaklah tahu bahwa di setiap sudut
kampung dan kota bahkan setiap rumah, ada orang yang tertimpa musibah.
Di antara mereka ada yang terkena musibah sekali dan ada pula yang
berkali-kali. Hal itu tidak terputus sampai seluruh anggota keluarga
terkena semua. Dengan demikian ia akan merasakan ringannya musibah
karena bukan hanya dia yang terkena cobaan.
Jika melihat ke kanan, ia tidak melihat kecuali orang yang terkena
musibah. Dan jika melihat ke kiri, ia tidak melihat kecuali orang yang
sedih. Bila orang yang terkena musibah tahu bahwa jika dia memerhatikan
alam ini tidaklah ia melihat kecuali di tengah-tengah mereka ada yang
terkena musibah, baik dengan lenyapnya sesuatu yang dicintai atau
tertimpa dengan sesuatu yang tidak mengenakkan. Maka dia akan tahu bahwa
kebahagiaan dunia hanyalah seperti mimpi dalam tidur atau bayangan yang
lenyap. Jika kesenangan dunia membuat tertawa sedikit, ia akan
menjadikan tangis yang banyak. Dan tidaklah suatu rumah dipenuhi
keceriaan kecuali suatu saat akan dipenuhi ratap tangis. Muhammad bin
Sirin berkata: “Tiada suatu tawa kecuali setelahnya akan datang tangis.”
Seorang hamba melihat dengan mata hatinya sehingga ia tahu bahwa
pahitnya kehidupan dunia itu adalah suatu hal yang manis di akhirat dan
manisnya dunia merupakan perkara yang pahit di negeri akhirat. Allah
Subhanahu wa Ta’ala lah yang membaliknya. Lihatlah sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فيُصْبَغُ فِي النَّارِ صَبْغَةً ثُمَّ يُقَالُ: يَا ابْنَ
آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَطُّ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيْمٌ قَطُّ؟
فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَدِّ النَّاسِ بُؤْسًا
فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيُصْبَغُ صَبْغَةً فِي
الْجَنَّةِ فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ، هَلْ رَأَيْتَ بُؤْسًا قَطُّ؟
هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطُّ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ، وَاللهِ يَا رَبِّ، مَا
مَرَّ بِي بُؤْسٌ وَلاَ رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ
Di hari kiamat nanti akan didatangkan seorang penduduk dunia yang paling
mendapatkan nikmat dari penghuni neraka, lalu ia dicelupkan ke dalam
neraka sekali celupan, kemudian ditanya: “Wahai anak keturunan Adam,
apakah kamu pernah melihat kebaikan? Apakah kamu pernah mendapatkan
kenikmatan?” Ia menjawab: “Tidak, demi Allah, wahai Rabbku.” Dan akan
didatangkan seorang yang paling menderita di dunia dari penduduk surga
lalu ia dicelupkan ke dalam surga sekali celupan, kemudian ditanya:
“Wahai anak keturunan Adam, pernahkah kamu melihat penderitaan?
Pernahkah kamu merasakan kesengsaraan?” Ia menjawab: “Tidak demi Allah,
wahai Rabbku. Tidak pernah aku mengalami penderitaan dan tidak pernah
melihat kesengsaraan.” (HR. Muslim no. 2807)
Orang yang ditimpa musibah hendaklah meminta pertolongan kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan bertawakal kepada-Nya. Hendaklah ia tahu bahwa
Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama orang-orang yang sabar.
Hendaklah orang yang ditimpa musibah memantapkan dirinya sehingga tahu
bahwa musibah yang datang kepadanya itu datang dari sisi Allah Subhanahu
wa Ta’ala, sesuai dengan keputusan dan takdir-Nya. Hendaknya dia
menyadari pula bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menakdirkan
musibah kepadanya untuk membinasakan dan menyiksanya, tetapi Ia
mengujinya untuk diuji kesabaran dan keridhaannya serta pengaduannya
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
‘ Hendaklah diketahui bahwa musibah yang paling besar adalah musibah
yang menimpa agama seorang. Seperti seseorang yang dahulu rajin ibadah,
namun kini bermalas-malasan, atau orang yang dulunya taat kini
meninggalkannya dan suka dengan kemaksiatan. Inilah musibah yang tidak
ada keberuntungannya sama sekali.
‘Al-Imam Ibnul Jauzi menyebutkan beberapa perkara untuk mengobati
musibah sehingga seorang tidak berlarut-larut dalam kesedihan yang bisa
membinasakan dan mengabaikan hak dan kewajiban, yaitu:
– Mengetahui bahwa dunia tempat ujian dan petaka serta bahwa musibah suatu hal yang pasti terjadi.
– Memperkirakan adanya orang yang ditimpa musibah lebih besar dan banyak
dari musibahnya, serta melihat keadaan orang yang ditimpa musibah
seperti musibahnya sehingga ia terhibur karena bukan hanya dia saja yang
terkena musibah.
– Meminta ganti yang lebih baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengharap pahala dari kesabarannya.
(Diambil dari kitab Tasliyatu Ahlil Masha`ib karya Al-Imam Muhammad Al-Munbajja Al-Hanbali -dengan ringkas- hal. 13-22)
Faedah di Balik Musibah
Allah Maha Bijaksana, tiada keputusan dan ketentuan-Nya yang lepas dari
hikmah. Tidak terkecuali dengan perkara musibah ini. Kalaulah seandainya
tidak ada faedah dari musibah ini kecuali sebagai penghapus dosa di
mana itu saja sudah mencukupi, bagaimana kiranya jika di sana ada
setumpuk faedah? Subhanallah!
Shahabat Ibnu Mas’ud berkata: “Aku masuk kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan beliau sedang demam, aku berkata: ‘Wahai
Rasulullah, sesungguhnya engkau sangat demam.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab: ‘Benar, sesungguhnya aku merasakan demam seperti
demamnya dua orang di antara kalian.’ Aku berkata: ‘Yang demikian karena
engkau mendapat pahala dua kali lipat.’ Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab: ‘Benar, memang seperti itu. Tiada seorang muslim pun
yang ditimpa sesuatu yang mengganggu, sakit atau selainnya kecuali Allah
akan mengampuni dosanya seperti pohon yang merontokkan daunnya’.” (HR.
Muslim no. 2571, Kitabul Birri wash Shilah)
Berikut ini beberapa faedah dari musibah:
1. Musibah yang menimpa menunjukkan kepada manusia akan kekuasaan Allah dan lemahnya hamba.
2. Musibah menjadikan hamba menuluskan ibadah hanya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala, karena tiada tempat untuk mengadukan petaka kecuali
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tiada tempat bersandar agar tersingkapnya
petaka kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (Al-’Ankabut: 65)
3. Musibah menjadikan seorang kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan bersimpuh di hadapan-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذَا مَسَّ اْلإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيْبًا إِلَيْهِ
“Dan apabila manusia itu ditimpa kemudaratan, dia memohon (pertolongan) kepada Rabbnya dengan kembali kepada-Nya.“ (Az-Zumar: 8)
4. Musibah menjadikan seorang mempunyai sifat penyantun dan pemaaf terhadap orang yang melakukan kesalahan kepadanya.
5. Musibah menyebabkan seorang bersabar atasnya. Dan sabar menyebabkan
datangnya kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala serta pahala-Nya yang
banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَاللهُ يُحِبُّ الصَّابِرِيْنَ
“Dan Allah cinta orang-arang yang sabar.” (Al-’Imran: 146)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ
“Tidaklah seorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR. Al-Bukhari no. 781)
6. Bergembira dengan musibah karena besarnya faedah dari musibah ini. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنْ كَانَ أَحَدُهُمْ لَيَفْرَحُ بِالْبَلاَءِ كَمَا يَفْرَحُ أَحَدُكُمْ بِالرَّخَاءِ
“Dan sungguh salah seorang dari mereka (yakni orang-orang yang shalih)
merasakan senang terhadap bala` (musibah) seperti salah seorang kalian
suka terhadap kemakmuran.” (Shahih Sunan Ibnu Majah, 3/318, no. 3266)
7. Musibah akan membersihkan dosa dan kesalahan.
8. Musibah akan menumbuhkan sifat belas kasihan pada diri seseorang
terhadap yang ditimpa musibah dan membantu untuk meringankan beban
mereka.
9. Mengetahui besarnya nikmat sehat serta mensyukurinya, karena nikmat
tidaklah diketahui kadar besarnya kecuali setelah tidak adanya.
10. Di balik dari musibah ada faedah-faedah yang tersembunyi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Mungkin kalian tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (An-Nisa`: 19)
Tatkala raja yang bengis hendak merampas Sarah (istri Nabi Ibrahim
‘alaihissalam) dari Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, ternyata di balik
musibah itu sang raja akhirnya memberikan seorang pembantu yang bernama
Hajar kepada Sarah. Dari Hajar (istri Ibrahim ‘alaihissalam), lahirlah
Isma’il, dan di antara keturunan Isma’il adalah penutup para nabi dan
rasul yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
11. Musibah dan penderitaan akan menghalangi sifat sombong, angkuh, dan
kebengisan. Kalaulah raja Namrud yang kafir itu seorang yang fakir,
sakit-sakitan, tuli dan buta, tentulah ia tidak akan membantah Nabi
Ibrahim tentang Rabbnya. Namun keangkuhan kekuasaan itulah yang
menyebabkan Namrud menentang Ibrahim. Dan seandainya Fir’aun itu fakir
dan sakit-sakitan tentu ia tidak akan mengatakan: ‘Sayalah Rabb kalian
yang paling tinggi.’
Allah berfirman:
إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَيَطْغَى. أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى
“Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup.” (Al-’Alaq: 6-7)
Dan firman-Nya:
وَمَا أَرْسَلْنَا فِي قَرْيَةٍ مِنْ نَذِيْرٍ إِلاَّ قَالَ مُتْرَفُوْهَا إِنَّا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ كَافِرُوْنَ
“Dan kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan
pun melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata:
‘Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk
menyampaikannya’.” (As-Saba: 34)
Sedangkan orang-orang fakir dan lemah mereka banyak yang menjadi
wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pengikut para Nabi. Karena
faedah-faedah yang mulia ini, maka orang yang paling besar cobaannya
adalah para nabi, kemudian yang semisal mereka, kemudian yang
semisalnya. Mereka dituduh sebagai orang-orang gila, tukang sihir, dan
sekian ejekan lainnya. Namun mereka bersabar atas pendustaan dan
gangguan orang-orang kafir tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ
الَّذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِيْنَ
أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيْرًا
“Kalian sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan diri kalian, dan
juga kalian sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi
kitab sebelum kalian dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah,
gangguan yang banyak.” (Ali ‘Imran: 186) [Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi
-dengan ringkas- 1/405-409]
Kewajiban Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Merendahkan Diri di Hadapan-Nya ketika Datang Musibah
Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hikmah-Nya yang mendalam menguji
hamba-Nya dengan kesenangan dan penderitaan untuk menguji kesabaran dan
syukur mereka. Barangsiapa bersabar ketika mendapat musibah dan
bersyukur ketika mendapat nikmat serta bersimpuh di hadapan-Nya saat
mendapat cobaan, dengan mengadu kepada-Nya akan dosa dan kekurangannya
serta memohon rahmat dan ampunan-Nya, sungguh ia telah beruntung dan
meraih kesudahan yang baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Dan Kami uji mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang
jelek-jelek agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (Al-A’raf: 168)
Dan firman-Nya:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي
النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(Ar-Ruum: 41)
Yang dimaksud dengan kebaikan di sini adalah nikmat seperti kesuburan,
kemakmuran, kesehatan, dimenangkan atas musuh dan semisalnya. Sedangkan
yang dimaksud dengan kejelekan adalah musibah seperti penyakit, dikuasai
oleh musuh, gempa, angin topan, banjir yang menghancurkan dan
semisalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala uji dengan itu semua agar manusia
kembali ke jalan yang benar, segera bertaubat dari dosa dan bergegas
menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Karena
kekufuran dan maksiat adalah sumber segala bencana di dunia dan di
akhirat. Adapun beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menaati
Rasul-Nya dan berpegang teguh dengan syariat-Nya adalah sumber kemuliaan
dunia dan akhirat. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hamba-Nya
untuk bertaubat kepada-Nya di saat turunnya musibah. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَأَخَذْنَاهُمْ
بِالْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُوْنَ. فَلَوْلاَ إِذْ
جَاءَهُمْ بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِنْ قَسَتْ قُلُوْبُهُمْ وَزَيَّنَ
لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَا كَانُوا يَعْمَلُوْنَ
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat
sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan)
kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah)
dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon
(kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan tunduk merendahkan diri ketika
datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi
keras dan setan pun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu
mereka kerjakan.” (Al-An’am: 42-43)
Telah shahih riwayat dari Amirul Mukminin Umar bin Abdul ‘Aziz
rahimahullahu bahwa beliau menulis surat kepada para gubernurnya ketika
terjadi gempa di zamannya. Beliau menyuruh mereka untuk memerintahkan
kaum muslimin supaya bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,
merendahkan diri di hadapan-Nya, dan beristighfar dari dosa-dosa. (lihat
Majmu’ Fatawa Asy-Syaikh Ibnu Baz, 2/126-129)
Wallahu a’lam bish-shawab.
Loading...
web hosting surabaya
cpanel web hosting
beli web hosting
daftar domain
membuat web hosting
jakarta web hosting
wordpress hosting indonesia
indo web hosting
web hosting termurah
hosting indonesia gratis
singapore hosting
sewa web hosting
hosting tangguh
buy hosting
vps hosting indonesia
web hosting indonesia terbaik
web hosting indonesia gratis
web hosting terbaik
hosting web
beli domain dan hosting murah
web hosting murah
beli hosting murah
daftar web hosting
shared hosting murah
web hosting murah unlimited
web hosting indonesia
web hosting terbaik indonesia
hosting murah unlimited
review hosting indonesia
70
Rp 2.03 0.47
web hosting terbaik di indonesia
90
Rp 1.96 0.46
hosting terbaik
1600
Rp 1.91 0.42
sewa hosting murah
30
Rp 1.9 0.79
hosting indonesia terbaik
390
Rp 1.89 0.4
paket hosting murah
40
Rp 1.87 0.96
vps hosting murah
30
Rp 1.85 0.97
jasa web hosting
30
Rp 1.78 0.73
hosting terbaik indonesia
880
Rp 1.77 0.44
web hosting murah indonesia
70
Rp 1.77 0.71
best hosting indonesia
90
Rp 1.7 0.62
hosting murah
5400
Rp 1.7 0.93
domain id
1000
Rp 1.69 0.45
hosting cpanel
110
Rp 1.69 0.61
hosting dan domain
210
Rp 1.66 0.64
hosting free
880
Rp 1.66 0.64
top 10 web hosting indonesia
50
Rp 1.64 0.67
bisnis hosting
50
Rp 1.63 0.43
jual domain murah
210
Rp 1.62 0.89
web hosting gratis
2900
Rp 1.62 0.55
beli domain dan hosting
590
Rp 1.6 0.68
domain hosting indonesia
50
Rp 1.6 0.82
beli hosting
390
Rp 1.58 0.72
bisnis web hosting
20
Rp 1.57 0.73
email hosting indonesia
260
Rp 1.56 0.46
membuat server hosting sendiri
70
Rp 1.52 0.16
free hosting and domain
480
Rp 1.51 0.64
harga domain
880
Rp 1.49 0.51
telkom hosting
90
Rp 1.49 0.1
hosting indonesia murah
90
Rp 1.46 0.88
hosting terbaik di indonesia
210
Rp 1.46 0.5
cara hosting web
480
Rp 1.44 0.38
unlimited hosting
140
Rp 1.44 0.92
biznet hosting
140
Rp 1.42 0.22
unlimited hosting indonesia
50
Rp 1.42 0.88
top hosting indonesia
30
Rp 1.41 0.58
hosting yang bagus
50
Rp 1.4 0.48
asian brain hosting
40
Rp 1.39 0.19
domain dan hosting murah
170
Rp 1.39 0.94
domain hosting murah
320
Rp 1.37 0.63
cara beli domain
320
Rp 1.35 0.48
beli domain murah
880
Rp 1.34 0.72
plasa hosting
260
Rp 1.34 0.15
hosting murah indonesia
jagoan hosting surabaya
jual domain
hosting server indonesia
cara pindah hosting
pasarhosting
sewa domain
webhost
cpanel hosting
hosting murah berkualitas
domain dan hosting
harga hosting
membuat server hosting
daftar hosting
harga hosting dan domain
windows hosting indonesia
jasa hosting terbaik
jasa hosting murah
hosting indonesia
domain paling murah
hosting termurah indonesia
pengertian domain dan hosting
hosting gratis terbaik
domain dan hosting gratis